Ketua Forum Bank Sampah Nasional Bambang Suwerda menyatakan, meski sudah banyak yang menggeluti namun bisnis bidang sampah dinilai tidak akan ada matinya. Sebab, selama manusia masih menghasilkan sampah maka bisnis tersebut akan terus berjalan. Hal itu disampaikan Bambang Suwerda dalam sosialisasi bank sampah di Ruang Riptaloka, Setda Grobogan, Senin (9/11).
Dihadapan peserta sosialisasi, Bambang meminta agar mereka merubah paradigm. Yakni, dari membuang sampah di bak sampah menjadi memilah dan menabung di bank sampah.
Dijelaskan, ada beberapa komponen dalam bank sampah. Yakni, masyarakat penghasil sampah yang nantinya bertindak sebagai penabung. Kemudian ada pengelola bank untuk posisi direktur, wakil direktur, dan teller. Komponen terakhir adalah pembeli sampah.
“Pertama kali bikin bank sampah ada di kampung saya di Pedukuhan Bagedan, Bantul. Saat ini, sudah ada 413 bank sampah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Ini, membuktikan bahwa bank sampah ini bisa mendatangkan manfaat bagi kita dan memberdayakan masyarakat,” kata pencetus bank sampah itu.
Dia menambahkan, tahapan pengelolaan sampah melalui bank sampah ada beberapa yang perlu dipersiapkan. Antara lain, koordinasi dengan tokoh masyarakat setempat, mempersiapkan sarana dan prasarana, sosialisasi, membentuk tim pengelola, pelatihan, pelayanan tabungan, pendampingan dan monitoring.
Sementara itu, Kabid Pengawasan dan Pengendalian BLH Grobogan MC Endah manambahkan, secara umum, konsep bank sampah itu cukup simpel. Yakni, masyarakat menyetorkan sampah yang sudah dipilah di rumah ke bank sampah. Mereka ini tidak mendapatkan uang tunai ketika menyetorkan sampah tetapi uang itu masuk dalam rekening tabungan bank sampah.
Dikatakan, melalui sosialiasi yang disampaikan pencetus bank sampah itu diharapkan bisa menambah wawasan peserta yang terdiri dari pengurus RT, PKK, Dasa Wisma di empat kelurahan yang ada di Kota Purwodadi. Yakni, Kelurahan Kuripan, Danyang, Purwodadi, dan Kalongan. Diharapkan, setelah ada sosialisasi ini minat masyarakat untuk menyetorkan sampah ke bank sampah makin meningkat. DNA