Setelah memberikan pembekalan pembekalan bagi tim pengelola kegiatan (TPK) di desa yang dilangsungkan di Ruang Riptaloka, rombongan pejabat dari Kementerian PUPR diajak Bupati Grobogan Sri Sumarni untuk meninjau wilayah.
Lokasi yang dipilih adalah tempat penyeberangan dengan perahu tambang yang menghubungkan dua wilayah. Yakni, Desa Putat, Kecamatan Purwodadi dan Desa Karangsari, Kecamatan Brati.
Tidak hanya melihat saja, bupati kemudian mengajak Marsianto dan beberapa pejabat untuk naik perahu dari Desa Putat menuju Desa Karangsari menyeberangi sungai Lusi. Diseberang sana, sudah menunggu jajaran Muspika Kecamatan Brati dan puluhan warga.
“Diwilayah kami, masih banyak titik penyeberangan tradisional seperti ini. Untuk mempercepat aktivitas warga, salah satu solusinya adalah membangun jembatan. Minimal jembatan gantung,” ungkap bupati pada pejabat dari pusat tersebut.
Bupati menjelaskan, sebenarnya proses pembuatan jembatan gantung disitu sudah dilakukan tahun lalu. Yakni, dengan membuat tiang pancang jembatan dikedua sisi. Pembuatan konstruksi tersebut dibantu dana Rp 1 miliar dari Pemprov Jateng.
“Pembuatan tiang pancang sudah rampung. Sekarang tinggal memikirkan pembuatan landasannya. Kita upayakan pada perubahan APBD nanti bisa dialokasikan dana untuk pembuatan landasan sehingga jembatan ini bisa segera difungsikan karena sangat dinantikan warga,” kata mantan Ketua DPRD Grobogan itu.
Sementara itu, Direktur Bina Kompetensi dan Produktifitas Konstruksi Kementerian PUPR Masrianto menyatakan, kucuran dana untuk pembangunan jembatan itu bisa dimungkinkan melalui instansi kerjanya. Nanti, bisa dikucurkan melalui dana alokasi khusus (DAK) ke kabupaten.
“Lewat DAK bisa kita kucurkan dana untuk pembuatan jembatan seperti ini. Memang kebutuhan jembatan yang melintasi sungai ini sangat penting untuk memperlancar dan mempercepat aktivitas warga. Naik perahu penyeberangan seperti ini merupakan sebuah pengalaman yang luar biasa,” kata pejabat asal Semarang itu. DNA
