Terkait adanya kelangkaan dan sulitnya mekanisme pembelian pupuk yang dialami para petani di Kabupaten Grobogan dibantah oleh Bupati Sri Sumarni. Adapun permasalahan pupuk di Grobogan tersebut sebelumnya disampaikan oleh Anies Baswedan saat acara Milad ke-21 PKS baru-baru ini.
"Kelompok tani, kalau ada kelangkaan langsung berkoordinasi dengan Dinas Pertanian. Itu bisa dicek di lapangan. Tidak benar (kelangkaan pupuk)," kata Bupati Sri Sumarni, saat menghadiri acara Tausiyah Kebangsaan dan Program Semesta Berencana Cegah Stunting di Gedung Serba Guna Dewi Sri Purwodadi, Selasa (23/5/2023).
Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Menteri Koordinator Bidang Pembangungan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK RI) Muhadjir Effendy, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN RI) Hasto Wardoyo, Anggota Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto.
Bupati mengungkapkan bahwa alokasi pupuk di Grobogan sangat banyak. Hal tersebutlah yang membuat hasil panen komoditas pertanian di Grobogan melimpah, sehingga menjadi salah satu daerah penyangga program ketahanan pangan nasional.
"Pupuk subsidi Pusri, kuotanya hampir 85.000 ton, yang pupuk Phonska hampir 70.000 ton. Grobogan salah satu daerah penyangga pangan tingkat nasional. Untuk beras itu nomer tujuh. Kalau jagung dan kedelai nomer satu," ungkapnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta para petani yang mengalami permasalahan terkait pupuk agar melapor langsung ke dirinya atau melalui platform Laporgub.
"Silakan lapor ke Laporgub, atau WA ke saya langsung, tak beresi," harapnya.
Di waktu yang bersamaan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mentargetkan Jawa Tengah harus zero stunting atau tidak ada kasus stunting pada tahun 2024. Hal itu disampaikan sesaat setelah kegiatan Tausiyah berlangsung.
Ganjar juga menambahkan bahwa Program Gerakan Semesta Mencegah Stunting sendiri merupakan upaya sinergi dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam rangka percepatan penurunan stunting.
"Dalam mewujudkan zero stunting, upaya yang perlu dioptimalkan adalah melalui edukasi terkait pernikahan dini serta pemberian asupan gizi yang cukup",tambahnya.
