Dispertan TPH Grobogan Luncurkan Progam Gerakan 1.000 Hektar Padi

Dispertan TPH Grobogan Luncurkan Progam Gerakan 1.000 Hektar Padi

gerakanDalam rangka meningkatkan produksi padi, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (Dispertan TPH) Grobogan, Selasa (29/12/2015) meluncurkan program gerakan 1.000 hektar padi. Program ini nantinya akan melibatkan Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TBPP) dan Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) yang ada di instansi tersebut. 

Sejumlah pejabat hadir dalam acara tersebut. Antara lain, Asisten II Pemkab Grobogan Dasuki, Dandim 0717 Purwodadi Letkol Jan Piter Gurning, Kadinas Pertenakan dan Perikanan Grobogan Riyanto. Hadir pula Kabid Tanaman Pangan Dispertan TPH Jateng Nuswantoro didampingi Kadinas Dispertan TPH Grobogan Edhie Sudaryanto serta pejabat terkait lainnya.

Kadinas Dispertan TPH Grobogan Edhie Sudaryanto menyatakan, mengacu UU No 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani, setiap desa pertanian di daerah minimal harus ada satu orang penyuluh untuk mengawasi lahan pertanian seluas 100 hektar. Tetapi di Kabupaten Grobogan untuk THL TBPP sebanyak 49 orang dan 4 orang POPT akan mengawasi 1.000 hektar tanaman padi.

“Beban pengawasan satu orang tenaga ini kita targetkan sampai 1.000 hektar. Dengan demikian, dari 53 orang nanti minimal bisa mengawasi 53.000 hektar areal padi. Dilibatkannya THL TBPP dan POPT ini disebabkan jumlah penyuluh yang kita miliki memang cukup terbatas,” kata Edhie.

Dijelaskan, luas areal padi di Grobogan berkisar 125.980 hektar dengan produksi berkisar 763.446 ton. Dengan sasaran tersebut diatas, diperlukan kerja keras semua unsur dari terutama jajaran Dispertan TPH, agar dapat tercapai terutama berkaitan dengan produksi padi, jagung dan kedelai.

Untuk meningkatkan produksi padi di daerah pengawasan, THL TBPP dan POPT diminta melakukan beberapa langkah. Antara lain, melakukan percepatan tanam dan melakukan tanaman serempak tanaman padi. Kemudian, mereka juga diminta bias enjamin ketersediaan pupuk secara 5 tepat yaitu tepat waktu, tepat harga, tepat tempat, tepat jenis dan tepat dosis.

Selanjutnya, mereka juga melakukan pengamanan terhadap organisme pengganggu tumbuhan (OPT) dengan metode spot stop, menjamin ketersediaan air dalam berusaha tani, mengaktifkan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dengan pertemuan rutin minimal 1 bulan sekali.

Selain itu, mereka juga diharapkan bias meningkatkan keterbukaan informasi melalui penyebaran informasi berbasis web dan menjamin akurasi data pelaporan tambah tanam berdasarkan peta Geografi Informasi Sistem (GIS).

“Kinerja THL TBPP dan POPT juga kita kasih beban target. Yakni, bisa meningkatkan produktivitas padi minimal 5 persen,” jelas Edhie. DNA

 

Live CCTV
Lapor Bencana