Purwodadi— Upaya membangun daerah yang siaga dan tangguh tidak hanya bertumpu pada sistem besar, tetapi juga pada kedekatan pemerintah dengan warganya. Semangat itu terasa kuat dalam Deklarasi Kecamatan Tangguh Bencana (KENCANA) se-Kabupaten Grobogan yang digelar Rabu (10/12/2025).
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekda, Kurnia Saniadi, mewakili Bupati Grobogan Setyo Hadi, membuka acara yang dihadiri unsur pemerintah pusat dan daerah. Ia menyampaikan apresiasi kepada Kemendagri—melalui Direktorat Manajemen Penanggulangan Bencana dan Kebakaran Ditjen Bina Administrasi Kewilayahan—serta BPBD Provinsi Jawa Tengah atas pendampingan yang selama ini memperkuat kesiapsiagaan Grobogan.
Dalam sambutan yang dibacakannya, Bupati menegaskan bahwa deklarasi ini bukan agenda seremonial belaka. “Momentum ini bukan sekadar seremoni, tapi awal dari komitmen kita untuk membangun sistem kebencanaan yang lebih baik di Kabupaten Grobogan,” ujarnya.
KENCANA, lanjut Bupati, merupakan langkah konkret untuk memastikan setiap kecamatan memiliki kapasitas memadai dan mampu merespon cepat situasi darurat. Peran Camat disebut sangat strategis sebagai penghubung antara Pemerintah Kabupaten Grobogan dan masyarakat, terutama dalam penyampaian informasi kebencanaan secara cepat dan akurat.
Inisiatif ini juga diarahkan untuk membuat pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) urusan bencana menjadi lebih terarah dan terukur, sehingga layanan yang diberikan benar-benar sesuai kebutuhan masyarakat.
Pada momentum deklarasi tersebut, Pemkab Grobogan mengajak seluruh elemen untuk menegakkan empat pilar utama penanggulangan bencana. Melalui Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda, bupati menyampaikan, “Pertama, membangun kesadaran masyarakat tentang potensi bencana di sekitarnya. Kedua, memperkuat kemampuan tanggap darurat hingga ke tingkat desa dengan membentuk tim siaga bencana yang terlatih di setiap wilayah. Ketiga, membangun koordinasi yang lebih erat antara pemerintah, relawan, dan masyarakat melalui sistem komunikasi yang terintegrasi. Keempat, mengoptimalkan potensi lokal yang dimiliki, baik dari segi sumber daya manusia maupun peralatan.”
Empat pilar ini menjadi fondasi agar ketangguhan tidak hanya hadir di ruang-ruang koordinasi, tetapi benar-benar hidup di tengah masyarakat.
Deklarasi KENCANA diharapkan mampu memperkuat ekosistem penanggulangan bencana berbasis kedekatan, kecepatan informasi, dan kesiapan kolektif. Dengan mengumandangkan salam “Tangguh” dan “Kemanusiaan”, Pemkab Grobogan menegaskan arah besarnya: membangun sistem yang responsif, terstruktur, dan berpihak pada keselamatan seluruh masyarakat.