Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengaku varietas kedelai Grobogan sangat bagus dan sangat layak untuk menjadi produsen kedelai nasional. Sebab, jika dilihat dari Provinsi Jateng yang dipimpinnya mempunyai wilayah pertanian luas, memiliki potensi ideal untuk pengembangan kedelai lokal.
"Varietas kedelai Grobogan mempunyai produktivitas rata-rata 2,3 ton per hektar di atas produktivitas Jateng hanya 1,6 ton dan produktvinas nasional 1,4 ton per hektar," kata Gubernur usai panen kedelai Varietas Grobogan bersama Bupati Grobogan Bambang Pudjiono, Dirut Bulog Sutarto Alimoeso dan unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD) setempat di Desa Tuko, Kecamatan Pulokulon Grobogan, Kamis (9/1).
Produktifitas varietas kedelai Groboga pernah jaya sebagai produsen kedelai nasional pada era tahun 1990 an. Pihaknya berharap kejayaan saat itu akan dikembalikan dengan cara meningkatkan produktivitas dan memperluas lahan. Selama ini, kebutuhan kedelai nasional masih menggantungkan dari impor.
Lebih lanjut, untuk melawan kedelai impor maka perlu dikembangkan kedelai varietas Grobogan dan memperluas area tanam. Dalam hal ini, pemerintah akan membantu dalam menyediakan benih unggul, pupuk organik dan pemasarannya. Bahkan Kementerian Pertanian akan membantu dana sebesar Rp 1,7 juta per hektar untuk membeli benih, pupuk organik dan pestisida.
"Kedelai Grobogan mempunyai kualitas lebih baik dari kedelai impor. Ini dikarenakan mempunyai kandungan protein yang sangat tinggi yaitu 43,9 persen, sedangkan kedelai impor hanya sebesar 34 persen. Nah, untuk itu kami juga akan membantu petani dalam mempertahankan harga jual dengan menetapkan harga Rp 7.400 per kilogramnya. Jika harganya lebih tinggi maka petani bisa untung dan petani bisa terus bertahan menanam kedelai," terangnya.
Dalam proses mempertahankan harga, Ganjar meminta kepada Bulog untuk menerima hasil panen kedelai dengan harga Rp 7.400 per kilogram. Selain itu, juga ada salah satu pengusaha yang sudah siap membeli sampai 20 persen produksi kedelai di Jateng.
Dirut Bulog Sutarto Alimoeso menambahkan, pihaknya akan membantu petani kedelai jika harga beli petani (HBP) atau harga di tingkat petani di bawah harga yang ditentukan pemerintah sebesar Rp 7.400 perkilgram. Yaitu dengan syarat kualitasnya harus sesuai yang ditentukan dengan kandungan kadar airnya (KA) tidak boleh di atas 14 persen.
"Jika memenuhi persyaratan maka saya siap mengamankan HBP. Bahkan kami juga sudah siap untuk menerima kedelai dari petani dengan jumlah banyak selain beras dan gabah kering," jelasnya.
Sementara itu dalam sambutannya, Bupati Grobogan Bambang Pudjiono SH menjelaskan, luas areal tanaman kedelai di daerahnya setiap tahun bisa mencapai 27.000 hektare dengan produksi 65.000 ton. Sedangkan yang tengah dipanen pada musim labohan saat ini seluas 18.095 hektare yang tersebesar di beberapa wilayah kecamatan yang ada.
"Maka ini berarti, Grobogan memberikan kontribusi sebesar 43,14 persen terhadap total produksi kedelai Jateng yang sebesar 152.416 ton. Dan untuk tingkat nasional memberikan kontribusi 7,72 persen terhadap total produksi kedelai nasional yang sebesar 843.153 ton," ungkapnya. (nir)