Hasil sidak dan penelitian sample bakso dari Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Grobogan kepada pedagang bakso di 19 Kecamatan Grobogan hasilnya nihil untuk bakso yang mengandung daging babi. Hal itu, untuk menanggapi adanya isu penjualan bakso menurun karena ada pemberitaan dari televisi di Jakarta ada pedagang menggunakan babi sebagai bahan baku bakso.
"Dari hasil uji sample di semua pedagang bakso di Kabupaten Grobogan tidak ditemukan bakso mengandung daging babi. Petugas hanya menemukan ada beberapa pedagang menggunakan boraks untuk mengenyalkan daging," kata Kepala Disnakan Grobogan drh Riyanto, kemarin.
Riyanto menjelaskan, beberapa sample bakso yang didapatkan dari pedagang bakso langsung di tes di Balai Pelayanan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Bapel Kesmavet) Jateng di Boyolali. Hasil dari laboratorium di Kabupaten Grobogan masih aman dan tidak ada bakso yang dicampur dengan daging bayi.
"Hasilnya negative gak ada kandungan daging babi atau celeng," terang dia.
Sementara untuk temuan beberapa penjual bakso dan makanan yang masih menggunakan boraks, pihaknya langsung memberikan surat teguran agar tidak menggunakan boraks kembali. Sebab, kandungan boraks lama kelamaan bisa merusak pada jaringan tubuh. Terutama untuk organ ginjal dan lever.
"Beberapa penjual mengaku sudah siap untuk meninggalkan penggunaan borak. Mereka sudah sadar akan bahayanya boraks," ujarnya.
Untuk itu, warga masyarakat yang suka makan bakso bisa menikmati tanpa harus kawatir kandungan daging bakso yang dibuat. Dimana Kabupaten Grobogan sudah dinyatakan aman dari semua penjual di 280 Desa, 19 Kecamatan. "Mulai sekarang warga tidak ragu lagi untuk mencicipi bakso dan jajan yang ada," tandasnya. (roj)