Kelangkaan Pupuk Grobogan, Kurangi Produksi Padi

Kelangkaan Pupuk Grobogan, Kurangi Produksi Padi

pupuk groboganKelangkaan pupuk di Kabupaten Grobogan menjadikan petani di Kabupaten Grobogan was-was. Sebab, jika dalam waktu dekat tidak ada pupuk bersubsidi ditingkat pengecer untuk petani maka dikawatirkan akan menjadikan petani gagal menanam padi di musim tanam kedua (MT-II).

" Saya dapat informasi dari petani, kelangkaan pupuk urea bersubsidi di Grobogan karena terbatasnya pupuk di gudang lini tiga (gudang pupuk tingkat kabupaten) di saat petani membutuhkan. Jika ada, jumlahnya relatif kecil dibanding dengan kebutuhan petani," ujar Ketua  Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Jateng Agus Eko Cahyono, Kamis (24/4).

Akibat kelangkaan pupuk ini, ribuan petani di Grobogan panik. Apalagi sekarang, puluhan ribu hektare tanaman padi musim tanam kedua (MT-II) sudah waktunya dilakukan pemupukan. Akibatnya, harga pupuk di daerah itu tak terbendung antara Rp 1.750 - Rp 1.950, atau melebihi harga eceran tertinggi (HET) Rp 1.600 perkilogram.

"Kelangkaan di tingkat petani justru setelah Kementerian Perdagangan mengeluarkan SK Nomor 15/M-DAG/PER/4/2013. Isinya masalah pendistribusian pupuk tidak ditangani langsung oleh produsen, melainkan oleh PT PupukIndonesia Holding Company (PIHC). Jika kelangkaan tersebut tidak segera diatasi, dikhawatirkan akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan tanaman padi, yang bisa mengakibatkan menurunnnya produksi dan produktivitas hasil panen," terang dia.

Eko menjelaskan, Kabupaten Grobogan merupakan daerah andalan pangan Jateng karena setiap tahun daerah itu selalu surplus sekitar 150 ribu ton beras untuk membantu stok pangan nasional. Jika masalah pupuk tidak segera diatasi, maka bisa mengancam petani gagal menanam padi.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (Dipertan TPH) Grobogan Edhie Sudaryanto mengatakan, kelangkaan pupuk urea bersubsidi di daerahnya terjadi di gudang lini tiga PT Pusri Dusun Ngrombo Desa Depok Kecamatan Toroh. Dimana ketersediaan pupuk jumlahnya terbatas dan tidak sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan petani.

"Seharusnya setiap petani pupuk ada pupuk. Seperti pada tahun 2013 lalu, setiap petani membutuhkan pupuk, stok gudang di lini tiga PT Pusri selalu ada dan jumlahnya cukup sesuai kebutuhan petani," kata Edhie Didampingi Kabid Prasaran dan Sara Pertanian TR Indriati.

Edhie mengaku bila ada kelangkaan pupuk urea bersubsidi setelah pendistribusian secara nasional ditangani PT PIHC. Menurutnya sejak empat tahun lalu, kebutuhan pupuk petani Grobogan selalu tercukupi.

"Tahun ini ada kelangkaan pupuk. Berdasarkan SK Gubenur Jateng, jatah pupuk urea bersubsi petani Grobogan berkurang dari tahun lalu sebesar 72.485 ton menjadi 59.358 ton," jelasnya.

Edhie menjelaskan, dari jatah sebesar itu, hingga minggu keempat April 2014 sudah terserap petani sekitar 27.936 ton. Sehingga masih tersisa 31.421,15 ton. Diperkirakan sisa pupuk jatah petani Grobogan hanya mencukupi hingga Oktober 2014. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan November dan Desember 2014. "Saya akan mengajukan tambahan ke pemerintah pusat melalui Pemprov Jateng," tambah Edhie. (roj)