Pestisida Nabati, Menuju Petani Grobogan Mandiri dan Tangguh

Pestisida Nabati, Menuju Petani Grobogan Mandiri dan Tangguh

Petani selama ini tergantung pada penggunaan pestisida kimia untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Selain yang harganya mahal, pestisida kimia juga banyak memiliki dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Dampak negatif dari penggunaan pestisida kimia antara lain adalah:

  1. Hama menjadi kebal (resisten)
  2. Peledakan hama baru (resurjensi)
  3. Penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen
  4. Terbunuhnya musuh alami
  5. Pencemaran lingkungan oleh residu bahan kimia
  6. Kecelakaan bagi pengguna

Petani Grobogan telah lama menggunakan pestisida kimia ini. Hal ini dapat dilihat dari keseharian petani di lapangan secara langsung dalam mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Jadi bisa dibayangkan sendiri akibatnya bagi tanah pertanian di Kabupaten Grobogan.

Seringkali terlihat para petani menggunakan pestisida kimia secara berlebihan. Salah satunya adalah pendapat dari salah seorang petani yang ditanya "kenapa menggunakan pestisida kimia dengan dosis yang sangat tinggi?". Petani tersebut menjawab dengan lantang dan yakin dengan kebenaran jawabannya tersebut "kalau tidak banyak ya nggak manjur".

Paradigma seperti ini begitu kental dan mendasar di sanubari petani. Sehingga pemberian informasi kepada para petani tentang bahaya penggunaan pestisida kimia, serta kelebihan, kekurangan dan manfaat pestisida nabati sangat dibutuhkan oleh para petani di Kabupaten Grobogan.

Salah satu kelompoktani yang mulai mengembangkan aplikasi pestisida nabati adalah Kelompoktani Widuri Mulyo, Dusun Widuri, Desa Kemadohbatur, Kecamatan Tawangharjo.

pestisida-nabati

Sumber : http://yayasanpalung.blogspot.com

Alam sebenarnya telah menyediakan bahan-bahan alami yang dapat dimanfaatkan untuk menanggulangi serangan hama dan penyakit tanaman. Memang ada kelebihan dan kekurangannya. Adapun beberapa kelebihan penggunaan pestisida nabati adalah sebagai berikut:

  1. Degradasi/penguraian yang cepat oleh sinar matahari
  2. Memiliki pengaruh yang cepat, yaitu menghentikan napsu makan serangga walaupun jarang menyebabkan kematian
  3. Toksisitasnya umumnya rendah terhadap hewan dan relative lebih aman pada manusia dan lingkungan
  4. Memiliki spectrum pengendalian yang luas (racun lambung dan syaraf) dan bersifat selektif
  5. Dapat diandalkan untuk mengatasi OPT yang telah kebal pada pestisida kimia
  6. Phitotoksitas rendah, yaitu tidak meracuni dan merusak tanaman
  7. Murah dan mudah dibuat oleh petani.

Selain mempunyai beberapa kelebihan seperti di atas, penggunaan pestisida nabati juga memiliki beberapa kelemahan. Adapun beberapa kelemahan tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Cepat terurai dan daya kerjanya relatif lambat sehingga aplikasinya harus lebih sering
  2. Daya racunnya rendah (tidak langsung mematikan bagi serangga)
  3. Produksinya belum dapat dilakukan dalam jumlah besar karena keterbatasan bahan baku
  4. Kurang praktis
  5. Tidak tahan disimpan

Dibalik kelebihan dan kelemahan penggunaan pestisida nabati, ada beberapa fungsi pestisida nabati yang dapat dipertimbangkan untuk memutuskan menggunakan atau tidak menggunakan pestisida nabati. Adapun manfaat dari penggunaan pestisida nabati adalah sebagai berikut :

  1. Repelan, yaitu menolak kehadiran serangga. Misal: dengan bau yang menyengat
  2. Antifidan, mencegah serangga memakan tanaman yang telah disemprot. Rasanya ngak enak kali"¦.
  3. Merusak perkembangan telur, larva, dan pupa
  4. Menghambat reproduksi serangga betina
  5. Racun syaraf
  6. Mengacaukan sistem hormone di dalam tubuh serangga
  7. Atraktan, pemikat kehadiran serangga yang dapat dipakai pada perangkap serangga
  8. Mengendalikan pertumbuhan jamur/bakteri

Setelah mengetahui kelebihan, kelemahan dan manfaat penggunaan pestisida nabati, maka berikut ini merupakan paparan dan petunjuk untuk membuat pestisida nabati  tersebut. Cara pembuatan pestisida nabati pada prinsipnya sangat sederhana dengan memanfaatkan bahan baku yang tersedia melimpah di sekitar kita. Beberapa alternatif pembuatan pestisida nabati yang sudah dipraktekan di lapangan adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengendalikan hama secara umum.

  • Bahan : 8 kg Daun Mimba, 6 kg Lengkuas, 6 kg Serai, 20 kg Diterjen/Sabun Colek, dan 80 liter Air.
  • Cara Membuat : Daun mimba, lengkuas dan semi ditumbuk halus dicampur dengan diterjen/sabun colek. Lalu tambahkan 20 liter air diaduk sampai merata dan direndam selama 24 jam. Kemudian saring dengan kain halus, larutan akhir encerkan dengan 60 liter air. Larutan tersebut disemprotkan pads tanaman untuk luasan 1 hektar.

2. Untuk mengendalikan hama trips pada cabai

  • Bahan : 50 - 100 lembar daun sirsak, 15 gr deterjen/sabun colek, dan 5 liter air.
  • Cara Membuat : daun sirsak ditumbuk halus dicampur dengan 5 liter air, kemudian direndam selama 24 jam, saring dengan kain halus. Setiap liter Iarutan dapat diencerkan dengan 10 - 15 liter air. Aplikasi dengan menyemprotkan larutan tersebut pada seluruh bagian tanaman yang ada hamanya.

3. Ramuan untuk mengendalikan hama belalang dan ulat.

  • Bahan : 50 lembar daun sirsak, satu genggam daun tembakau, satu genggam deterjen/sabun colek, dan 20 liter air.
  • Cara membuat : daun sirsak dan tembakau ditumbuk halus. Tambahkan deterjen/sabun colek aduk dengan 20 liter air, endapkan 24 jam. Kemudian disaring dengan kain halus dan diencerkan dengan 50 - 60 liter air, aplikasi dengan cara disemprotkan.

4. Ramuan untuk mengendalikan "Hama Wereng Coklat, Penggerek Batang dan Nematoda"

  • Bahan : 50 gr biji mimba,  10 cc alkohol,  1 liter air.
  • Cara membuat : biji mimba ditumbuk halus dan diaduk dengan 10 cc alkohol, encerkan dengan 1 liter air, endapkan selama 24 jam, wring dan dapat disemprotkan pada tanaman/serangga hama.

5. Ramuan untuk mengendalikan hama tanaman bawang merah.

  • Bahan : 1 kg daun mimba, 2 buah umbi gadung racun, sedikit deterjen/sabun colek, dan air 20 liter.
  • Cara membuat : daun mimba dan umbi gadung ditumbuk halus, ditambah deterjen/sabun colek aduk dengan 20 liter air, endapkan 24 jam, saring dan dapat disemprotkan pada tanaman.

6. Ramuan untuk mengendalikan tikus.

  • Bahan :  1 kg umbi gadung racun, 10 kg dedak padi, 1 ons tepung ikan, sedikit kemiri, dan sedikit air.
  • Cara membuat : umbi dikupas, dihaluskan, semua bahan dicampurkan tambah air dibuat pelet. Sebarkan pelet dipematang sawah tempat tikus bersarang.

Artikel ditulis oleh Wakid Mutowal