Ribuan warga tampak antusias menyaksikan kirab budaya yang diikuti oleh 31 kelompok seni budaya yang turut ambil bagian dalam kegiatan karnaval yang dilakukan dalam rangka peringatan hari jadi Kabupaten Grobogan ke "“ 288 di alun-alun Purwodadi, Senin (3/3). Para peserta berasal dari berbagai kelompok seni di kabupaten dan perwakilan UPTD se-Kabupaten Grobogan dengan memamerkan berbagai macam budaya tradisi daerah.
Tradisi yang ditampilkan diantaranya, Asrah Batin, Siram Bendhe Becak, Ande-ande Lumut, Kentrung, Barongan, Babat Mrapen, Cinde Laras, Legenda Bledug Kuwu, Angguk, Tayub, Reog Gondoriyo, Joko Tarub, Barongsai, Adat Penganten dan Kosidah.
Kepala Disporabudpar Kabupaten Grobogan, Hery Rusdidjanto mengatakan, parade seni budaya adalah cara untuk melestarikan budaya daerah agar tidak terdesak dengan budaya asing. Sehingga budaya daerah ini dikenal dan dicintai warga masyarakat sendiri.
"Total ada 31 kelompok seni budaya yang diikuti oleh warga. Enam kelompok dari seni budaya kabupaten Grobogan, 12 kelompok sekolah SMP, 6 kelompok dari sekolah SMA dan satu kelompok dari SMK. Ditambah lagi enam kelompok dari masyarakat umum," kata Hery.
Kirab budaya tersebut, dibuka oleh Bupati Grobogan Bambang Pudjiono yang juga dihadiri oleh Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD) Kabupaten Grobogan. Setiap kelompok seni yang mengikuti kirab budaya diberikan waktu beberapa menit untuk tampil di depan panggung utama. Selanjutnya kelompok tersebut, berkeliling mulai dari Jalan Gatot Subroto, Jalan DI Panjaitan, Jalan Siswa , Jalan R. Soeprapto dan kembali lagi ke alun-alun Purwodadi.
"Untuk peserta kelompok seni budaya kami berikan hadiah, bagi yang mendapatkan nominasi penilaian yang dilakukan oleh dewan juri. Ini untuk menarik peserta kirab budaya," terang Hery.
Dijelaskan, juara lomba satu mendapatkan hadiah Rp 6 juta, juara dua Rp 5 juta, juara tiga Rp 4,5 juta, juara empat Rp 4 juta, juara lima Rp 3,5 juta dan juara enam Rp 3 juta. Menurutnya parade budaya sebagai pengembangan budaya dan pelestarian budaya Grobogan. Yaitu "Duduk, Dudang, Ngrembaaken Budoyo Jawi" atau menggali, melestarikan, mengembangkan budaya jawa.
"Tujuan kami adalah menumbuhkan rasa cinta sekaligus mengenalkan budaya daerah kepada masyarakat. Kebudayaan daerah harus dijaga dan diuri-uri untuk menjaga kelestariannya," pungkasnya. (roj)