Pagelaran Kridhaning Dhuwung Grobogan Bumi Pepali menjadi salah satu penanda semangat pelestarian budaya lokal dalam rangkaian peringatan Hari Jadi ke-299 Kabupaten Grobogan.Diselenggarakan di Gedung Serbaguna Dewi Sri Purwodadi, Jumat (11/4/2025), acara ini mempertemukan ribuan keris dari berbagai penjuru Nusantara"”masing-masing menyimpan filosofi, cerita, dan nilai historis yang terkandung dalam tiap bilahnya. Pagelaran ini berlangsung selama tiga hari, hingga Minggu (13/4/2025).
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Bupati Grobogan, Setyo Hadi, didampingi Wakil Bupati Sugeng Prasetyo serta jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah. Hadir pula Sekretaris Daerah Grobogan, Anang Armunanto, serta Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Drs. Kurnia Saniadi, M.Si., bersama unsur pemerintah lainnya, yang menunjukkan dukungan penuh terhadap penyelenggaraan acara ini.
Bupati Grobogan, Bapak Setyo Hadi, mengungkapkan bahwa acara ini bukan sekadar ajang menampilkan keris sebagai benda pusaka, tetapi juga sebagai wahana edukasi budaya. Di tengah derasnya arus globalisasi, pusaka leluhur ini membawa nilai-nilai kearifan lokal, identitas, dan filosofi hidup yang perlu terus dikenalkan"”khususnya kepada generasi muda.
Lebih dari 125 peserta ambil bagian dalam gelaran dan bursa tosan aji bertajuk Nggugah Pusaka Bumi Pepali. Koleksi yang ditampilkan mencakup ribuan keris dari era Kerajaan Singosari hingga Medang Kemulan, bahkan nyaris mencapai belasan ribu bilah. Acara ini terbagi menjadi dua sesi: pertama, koleksi milik paguyuban dalem Grobogan; kedua, koleksi para pebursa dari luar daerah seperti Sala, Jakarta, Bojonegoro, Tuban, Madura, Lombok, hingga Palembang. Selain bilah tosan aji, turut dipajang pula berbagai batu akik dan aksesori pusaka lainnya.
Menariknya, keterlibatan aparatur sipil negara dalam acara ini bukan sekadar seremonial. Di antara barisan pusaka yang dipamerkan, terdapat sejumlah koleksi pribadi milik Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda, Kurnia Saniadi, M.Si., yang turut serta sebagai peserta. Kiprah Asisten Pemerintahan dan Kesra ini menjadi penanda bahwa kecintaan pada warisan budaya bisa tumbuh dari ruang-ruang birokrasi"”melalui pribadi-pribadi yang memahami makna dan menjunjung nilai leluhur.
Sebagai bentuk dukungan terhadap produk lokal, Sekda Anang Armunanto juga mengapresiasi karya kerajinan daerah dengan membeli cincin batu King Safir dari salah satu pelaku UMKM yang turut serta dalam acara ini. Langkah ini menggambarkan komitmen pemerintah daerah dalam mendukung pengembangan ekonomi lokal.
Melalui peran ASN dan kolaborasi lintas komunitas seperti Oemah Keris Grobogan, Grobogan Bumi Pepali, dan Senapati Nusantara, acara ini bukan hanya ajang apresiasi seni warisan, tapi juga ruang refleksi. Bahwa budaya tidak hanya hidup dalam ingatan masa lalu, melainkan terus bernapas dalam tindakan, pemahaman, dan kesadaran kolektif lintas generasi. (jsa)