Purwodadi"”Langkah gemulai para pelajar dari SMP Negeri 6 Purwodadi berhasil mencuri perhatian juri dan penonton dalam Parade Seni Budaya Hari Jadi ke-299 Kabupaten Grobogan. Dengan membawakan Tari Goa Lawa Goa Macan, mereka dinobatkan sebagai juara pertama setelah melewati penilaian ketat dari segi konsep, inovasi, penataan musik, hingga kekuatan penampilan. Pertunjukan ini juga membuat decak kagum penonton, terutama saat "macan" dan "kelelawar" muncul secara dramatis dari panggung, memberikan kesan mendalam dan kekuatan visual yang luar biasa.
Juara kedua diraih Tari Bledug Kuwu dari SMPN 1 Purwodadi, disusul Tari Merang dari Subrayon 6 sebagai juara ketiga. Berturut-turut, Tari Kedung Ombo dari Subrayon 4, Tari Panen Raya dari SMPN 4 Purwodadi, dan Landmark of Purwodadi dari SMPN 1 Penawangan menempati peringkat keempat hingga keenam. Pengumuman disampaikan pada Rabu (23/4/2025), sehari setelah parade berlangsung.
Parade ini sendiri digelar pada Selasa (22/4/2025) dan dimulai pukul 13.00 WIB. Kegiatan dibuka oleh Wakil Bupati Grobogan, Bapak H. Sugeng Prasetyo, S.E., M.M. Dalam sambutannya, beliau menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar selebrasi seremonial, tetapi bentuk nyata perhatian Pemerintah Kabupaten Grobogan terhadap pelestarian budaya lokal. Seni dan budaya, menurutnya, adalah aset strategis dalam membentuk karakter generasi muda serta sebagai benteng nilai di tengah arus globalisasi.
Sebanyak 20 kelompok tampil memeriahkan parade, terdiri dari delapan peserta pendukung dari unsur masyarakat dan dua belas peserta inti dari kalangan pelajar SMP/SMK. Seluruh peserta menampilkan tari kreasi dengan nuansa tradisional, yang mengangkat tema kelokalan Grobogan"”mulai dari sejarah, lingkungan, hingga kehidupan sosial masyarakatnya.
Masyarakat tampak antusias menyambut acara ini. Sejak siang hari, warga memadati ruas jalan di depan Masjid Baitul Makmur Purwodadi, tempat dimulainya parade. Sorak tepuk tangan mengiringi setiap penampilan, menunjukkan bahwa seni budaya tetap memiliki tempat hangat di hati publik.
Sementara itu, Kepala Disporabudpar Grobogan, Wahono, menjelaskan bahwa parade ini merupakan bagian dari program pemajuan kebudayaan yang telah menjadi komitmen Bupati Grobogan. "Ini adalah reinkarnasi budaya dalam bentuk seni pertunjukan, sekaligus wadah kreativitas siswa," ujarnya.
Selain menjadi sarana pelestarian, lanjut Wahono, parade ini juga menjadi ajang adu kreativitas. Setiap peserta ditantang menampilkan gagasan orisinal dalam bentuk koreografi, musik, dan visual panggung. Kompetisi ini, katanya, mendorong pelajar dan seniman lokal untuk terus mengeksplorasi kekayaan budaya daerah secara adaptif.
Dengan kemasan yang atraktif dan pesan yang kuat, parade ini menegaskan bahwa seni bukan sekadar warisan masa lalu, melainkan bahasa masa kini yang mampu merawat identitas sambil menyapa masa depan. (jsa)